Sudah beberapa minggu ini aku diterpa kegalauan. Dihadapkan dua pilihan yang sulit sekali rasanya memutuskan. Saat hati condong ke A, setan berbisik-bisik dan bilang 'enggak, lebih baik yang B' dan saat hati condong ke B, setan kembali lagi mengacak-acak pikiranku.
Berkali-kali mencoba bangkit menemukan apa yang harusnya menjadi genggamanku. Hampa. Hanya itu yang bisa ku deskripsikan. Rasanya seolah ada sesuatu yang sangat penting terambil dari relung jiwaku. Aku terseok-seok menapaki puzzle demi puzzle. Tapi tak kunjung ku temukan.
Hari berlalu. Sampailah pada keputusan final. Hati sudah habis teraduk-aduk. Pertanyaan "apakah ini jalan yang benar untuk ku pilih?" sudah tidak berlaku lagi. Kebimbangan dan pertimbangan telah mencapai puncaknya.
Menilik kembali kenyataan. Hari-hari yang menerpa itu banyak sekali memberi pelajaran. Saat menghadapinya kalut sekali rasanya. Hal-hal lain bercampur dalam pikiran. Dan akhirnya saat semua sudah tenang, datanglah ia. Sahabat lama yang sudah lama tak bersua. Em, tunggu. Bukan dia yang lama tak bersua, tapi aku. Secara perlahan aku jaga jarak darinya. Sedikit demi sedikit terbentanglah jarak yang begitu jauh antara aku dan dia. Sungguh. Maafkan aku.
Namun bagusnya, beberapa hari terakhir ini aku sudah berusaha menghubungi dia. Ku lakukan berbagai cara agar aku bisa berbincang dengannya lagi seperti dahulu kala. Karena tanpa dia hatiku hampa tak karuan.
Setelah berakhir semua kegalauan itu, aku ingin kembali membersamai dia. Mungkin dia lah muara yang nyaman untukku. Atau dia lah solusi yang telah lama ku abaikan.
Sampai akhirnya, di suatu sore yang tenang, ia menyapaku. Tidak, tidak. Aku lah yang menyapa dia. Berusaha melambaikan tangan dan memanggil namanya. Sampai tak terasa aku sudah bercakap-cakap cukup lama dengannya. Sungguh. Aku rindu dia. Maafkan aku yang telah ingkar. Kataku dulu aku akan menjadikanmu sahabat sejatiku.
Tapi apalah itu. Malah aku yang meninggalkanmu. Maaf, sekali.
Tapi apalah itu. Malah aku yang meninggalkanmu. Maaf, sekali.
Emm, tapi kamu masih mau kan jadi teman aku lagi?
Ngomong-ngomong, maukah kalian ku perkenalkan siapa dia?
Dia adalah Al-Qur'an.
Ditulis sekitar 1 bulan yg lalu.
Publish 17/5/2019
Ditulis sekitar 1 bulan yg lalu.
Publish 17/5/2019